Friday, October 6, 2017

Saturday, July 22, 2017

Friday, July 21, 2017

Monday, July 17, 2017

Karya Tulis Museum Geologi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Alasan Pemilihan judul
Judul yang penyusun pilih dengan alasan karena menjadi tanggung jawab penyusun untuk meneruskan dan mengembangkan karena sudah ditentukan oleh sekolah.
Karya tulis ini berjudul “Museum Geologi” ini kami pilih karena mengandung maksud dan tujuan yang sangat dalam karena kita sebagai penerus dapat mempelajari dan meneliti. Karena di sini dipaparkan dan disajikan berbagai fosil-fosil zaman purba dan asal mula bumi.

B.     Pengertian Museum Geologi
Museum geologi adalah sebuah museum yang di dalamnya terdapat fosil-fosil zaman purba sejarah dan bentuk permukaan bumi. Museum ini diresmikan pada tanggal 22 Agustus 2000 oleh ibu Megawati Soekarno Putri.

C.    Maksud dan Tujuan
Penyusun karya tulis ini dengan topik yang dari obyek wisata dengan maksud yaitu generasi dapat mengenal dan meneliti tentang fosil-fosil purba dan asal mula bumi.

D.    Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun karya tulis ini, data visit yang melalui metode antara lain :
1.      Metode observasi
Dalam metode ini penyusun langsung melihat dan membuktikan segala sesuatu yang menunjang dalam penyusunan karya tulis agar dapat menarik perhatian orang dan membaca karya tulis ini.
2.      Metode study pustaka
Dalam metode ini, penyusun kembali beberapa sampel yang sesuai dengan judul yang akan kami pilih serta membaca buku penunjang.



E.     Sistematika Karya Tulis
Dalam pembuatan karya tulis ini, penyusun melampirkan sistematika karya tulis sebagai penunjang dan membuat pembaca dalam mengetahui urut-urutannya.
  1. Judul dalam
  2. Pengesahan
  3. Persembahan
  4. Motto
  5. Kata Pengantar
  6. Daftar Isi
  7. BAB I Pendahuluan
  8. BAB II Sejarah Kehidupan
  9. BAB III Geologi Indonesia
  10. BAB IV Dunia Batuan dan Mineral
  11. BAB V Geologi untuk Kehidupan Manusia
  12.  Kesimpulan dan Saran
  13. Penutup
  14. Daftar Pustaka
  15. Biodata Lampiran Penyusun
  16. Lampiran

F.     SEJARAH MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Berdirinya museum geologi sangat erat dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak 1850-an oleh “Dienst Van Het Mijnwezen” yang berkedudukan (1852-1866) lembaga ini di pindah ke Jakarta (1866-1924) akhirnya pindah ke Bandung, menempati Gedung Government Bedrijven (gedung sate).
Para ahli untuk melakukan penyelidikan selalu membawa contoh batuan, mineral dan fosil untuk diteliti laboratorium. Tahun 1922 penyelidikan geologi di Indonesia meningkat contoh batuan, mineral dan fosil dikumpulkan dari berbagai daerah Indonesia. Gedung ini dirancang dengan gaya arsitektur “Art deco” oleh arsitek Belanda Ir. H. Menalda Van Schouwenburg. Pada tanggal 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV diresmikan gedung sebagai museum geologi dengan nama Geologische museum. Berbagai koleksi disimpan dan ditata di lemari kaca (vitri). Setiap koleksi di beri laba dan menginformasikan nomor koleksi, tempat ditemukan dan kolektornya. Sistem peragaan seperti itu tidak berubah sampai tahun 1998.
Dengan rencana pengembangan yang rintis sejak tahun 1993 atas kerja sama antara pemerintahan Indonesia dengan pemerintahan Jepang. Meliputi : renovasi gedung, pengembangan sistem dokumentasi koleksi, pengembangan sistem peragaan, pengembangan sistem edukasi dan pengembangan program penelitian koleksi. Pada tanggal 22 Agustus 2000, museum geologi diresmikan kembali pembukaannya oleh ibu Megawati Soekarno putri. Luas bangunan difungsikan sebagai ruang peragaan sehingga diharapkan museum geologi dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan penggunaan jasa museum geologi lainnya.



BAB II

A.    Prakambium (Arkeozoikum dan Proterozoikum)
1.      Arkeozoikum (Masa Kehidupan Purba)
4.600.000.000 – 2.500.000.000 tahun lalu
Masa ini dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu : masa priscoan atau hadean (4,6 – 4 milyar tahun lalu).
Masa arkeozoikum antar arkean (4-2,5 milyar tahun lalu), merupakan masa pemunculan kehidupan paling primitif (purba) yang bermula di dalam samudra berupa mikroorganisasi dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah stromstolites dan cyanobacteria.

2.      PROTEROZOIKUN (Masa Kehidupan Awal)
2.500.000.000 – 540.000.000 tahun lalu
masa protozoikum atau disebut masa Algonikian adalah masa perkembangan kehidupan dari organisme ber sel tunggal menjadi bersel banyak (Eukaryotes dan prokaryotes), seiring dengan perkembangan hidrofer dan atmosafer. Menjelang akhir masa ini, organisasi yang lebih komplek sejenis invertebrate bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut dangkal dan bukti buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Fosil terkenal adalah stromatolit Alga jacotophyton, cacing berluas springgina, cacing beludru Hallucigenia, cacing nggiling dickinsonia dan ubur-ubur mawsanites. Pada akhir masa prakambium, benua-benua yang semula berpencar mulai menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samuderanya “Panthalassa”.

B.     Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua)
540.000.000 – 245.000.000 tahun lalu
Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrate (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya dan amfibi serta sebagian reptilia, dan juga sebagai masa perkembangan ganggang laut serta tumbuhan berprosa.
1.      ZAMAN KAMBRIUM : 540.000.000 – 510.000.000 tahun lalu.
Pada zaman ini muncul kelompok hewan invertebrate yang mempunyai kerangka luar dan bercangkung sebagai pelindung. Kehadirannya diakui sebagai bukti adanya kehidupan yang nyata. Fosil umum dijumpai penyebarannya yang luas adalah Alga, cacing, sepon, koral, moluska. Ekinodermata, Brakiopoda, dan atropoda. Fosil penunjuk zaman adalah trilobite (kelompok artropodo yang kini telah punah).

2.      ZAMAN ORDOVISIUM : 510.000.000 – 439.000.000 tahun lalu
Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan pemunculan invertebrata lain seperti tetrakoral, graptolit, ekinoid (landak laut), asteroit (Bintang laut), krinoid (lilia laut) bryzoa. Koral dan alga membentuk karang laut, graptolit dan tribobit melimpah sedangkan ekinodermata dan brakiopda mulai menyebar. Pada zaman ini juga mulai muncul vertebrata dari jenis ikan tanpa rahang.
3.      ZAMAN SILUR : 439.000.000 – 408.000.000 tahun lalu.
Zaman ini terjadi peralihan dari air ke dara. Tumbuhan dari darat mulai muncul untuk pertama kalinya termasuk pteridofita (Tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup kalajengking raksasa (eurypterid) dan ikan berahang, serta ikan yang berperisai tulang sebagai pelindung.
4.      ZAMAN DEVON 408.000.000 – 362.000.000 tahun lalu
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang, dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di lautan. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya.
5.      ZAMAN KARBON : 362.000.000 – 290.000.000 tahun lalu
Zaman ini merupakan perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan. Repitilia dan serangga raksasa muncul pertama kali. Pohon pertama yang muncul adalah jamur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang tubuh di rawa-rawa. Benua-benua yang menyatu membentuk satu masa daratan yang luas disebut pengea. Iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang terisi pepohonan dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
6.      ZAMAN PERM : 290.000.000 – 245.000.000 tahun lalu
Zaman perkembangan repltilia yang mirip mamalia mulai meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan conifer dan ginkgo primitif. Zaman ini di akhir dengan kepunahan massal dalam skala besar, dimana trilobite, toral dan ikan menjadi punah.



C.    MESOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN TENGAH)
245.000.000 – 65.000.000 tahun lalu
Masa Mesozoikum adalah masa berkembangnya hewan reptilian, khususnya dinosaurus serta berkembangnya amonit dan tumbuhan berbiji purba, masa ini dibagi menjadi 3 zaman : trias, jura, dan kapur.
1.      Zaman Tratas = 245.000.000 – 208.000.000 tahun lalu
Zaman ini dinosaurus dan reptilian laut berukuran besar mulai pertama kali. Amonit, semakin umum, sedangkan gastro pada dan bivalvia semakin meningkat. Mamalia pertama mulai muncul dan reptilian air semakin banyak seperti penyu dan kura-kura. Jenis tumbuhan cycar (mirip palem) dan conifer mulai menyebar. Pada zaman ini benua pangea bergerak ke utara dan membentuk gurun lapisan es di bagian selatan mencari dan celah-celah mulai terbentuk di pangea.
2.      Zaman Jura : 208.000.000 – 145.000.000 tahun lalu
Zaman jura adalah zaman kejayaan dinosaurus yang menguasai daratan. Sedangkan lautan dikuasai reptilian laut seperti khtyosaurus dan plesiosaurus, sedangkan di angkasa dikuasai reptilia terbang seperti pterosaurus serta pterodactyl. Burung sejati pertama mulai muncul carchaepetrodactyl. Jenis buaya mulai berkembang. Sedangkan amenit dan Belemit menjadi sangat umum. Tumbuhan ginkgo. Benetit dan sequoia melimpah dan kanifer menjadi umum. Pada zaman ini benua pangea terpisah, dimana Amerika utara terpisah dari Afrika, sementara Amerika selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Di Indonesia pernah ditemukan fosil gigi ichthyosaurus di pulau seram, yaitu sejenis reptil laut yang hidup sezaman dengan dinosaurus. 
3.      ZAMAN KAPUR (145.000.000 – 65.000.000 tahun lalu
Zaman ini merupakan puncak kejayaan dinosaurus raksasa dan reptilian terbang. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang dengan baik. Mamalia berari-ari mulai muncul pertama kali, dan saat itu belum mulai muncul. Pada zaman ini India terlepas jauh dari Afrika dan bergerak menuju Asia
D.    Dinosaurus
Dinosaurus adalah hewan reptilian yang pernah hidup dan menguasai daratan pada masa mesozoikum, jauh sebelum manusia ada. Dinosaurus muncul pada zaman Trias, berkembang pesat pada zaman jura, dan punah pada akhir zaman kapur. Dinosaurus pemakan daging (Karnivora) terbesar dan terbuas Tyranosaurus rex yang biasa disebut dengan T-rex.
E.     Kepunahan Massal Pada Akhir Zaman Kapur
Peristiwa kepunahan besar-besaran yang terjadi pada akhir zaman kapur (65 juta tahun lalu) merupakan berakhirnya masa mesozoikum, sekaligus awal mula masa kenozoikum. Jenis-jenis kehidupan yang punah meliputi. Dinosaurus, pterosaurus, ichthyosaurus, plesiosaurus, dan kelompok bintang moluska (Amonit dan belemnite). Serta sebagian besar brakiopoda. Banyak yang menerangkan penyebab kepunahan massal diantaranya adalah tentang jatuhnya meteroit raksasa yang membentuk bumi dengan benturan sangat dahsyat. Benturan meteroit itu menimbulkan panas dan kebakaran asap dan awan tebal. Awan tebal ini menghalangi sinar matahari sehingga terjadi pendinginan global dan penipisan oksigen yang mengakibatkan sebagian tumbuhan, hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging juga mati. Dinosaurus yang merupakan hewan berdarah panas tidak mampu bertahan hidup pada iklim itu, sehingga akhirnya punah.

F.     KENOZOIKUM Masa Kehidupan baru : Teriser dan Kuarter (65.000.000  tahun lalu – sekarang.
Mama kenozikum merupakan masa perkembangan masa mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi menjadi 2 yaitu zaman tersier dan Kuarter. Pada zaman tersier dan kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global.
1.      Zaman tersier : 65.000.000 – 1.700.000 tahun lalu
Zaman ini merupakan zaman perkembangan mamalia di belahan dunia, akan tetapi tidak demikian halnya dengan Indonesia karena pada zaman ini sebagian pulau Indonesia mulai terbentuk. Oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama moluska dan foraminifera.
2.      Kala Paleosen : 65.000.000 – 65.500.000 tahun lalu
Kali ini merupakan awal hewan mamalia pemakan rumput primata, burung dan Discoaster. Kala ini ditandai oleh kegianmagma yang sangat intensif, susut laut yang besar dan hujan materoit.
KALA EOSEN : 56.500.000 – 35.5000.000 tahun lalu
Pada kala Eosen ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda, binatang pengerata (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta, badak, dan lainnya, termasuk hiu raksasa (basilosaurus) dan burung raksasa (Biatryma). Pecahnya Benua Pangea ditandai oleh pergerakan lempeng, yaitu Benua Afrika, menabrak benua Eropa membentuk Alpen, India menabrak Asia membentuk Himalaya.
KALA OLIGOSEN 35.500.000 – 23.500.000 tahun lalu.
Kala ini, mamalia semakin bertambah besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama muncul. Nenek moyang kucing, anjing dan beruang mulai berkembang. Kehidupan di laut ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti : kepiting, kerang, dan siput. Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan pesatnya perkembangan hewan pemakan rumput.
Kala MIOSEN 23.500.000 – 5.200.000 tahun lalu
Kala ini dicirikan oleh padang rumput makin meluas, oleh karena itu mamalia pemakan rumput berkembang semakin pesat. Kala ini dicirikan oleh munculnya homonoit (proconsul), lembu, domba dan monyet.
KALA PLIOSEN 5.200.000 – 1.700.000 tahun lalu.
Pada kali ini muncul hominid yang pertama, fosil-fosil penciri kala pliosen yang ditemukan di Indoesia secara melimpah adalah dari kelompok moluksa dan foramina fera.
KALA KUARTER : 1.700.000  tahun lalu – sekarang
Pada zaman kuarter di belakang bumi dikenal sebagai zaman perkembangan manusia, sedangkan di Indonesia di samping perkembangan manusia berkembang juga mamalia.
KALA PLISTOSEN 1.700.000 – 10.000 tahun lalu.
Mamalia yang berkembang pada kala ini mempunyai ragam bentuk yang spektakuler, seperti mammouth, mastodon (Harimau bergidi pedang). Megatherium (kukang tanah raksasa), beruang gua, dan lain sebagainya. Kala ini merupakan zaman es terbesar karena ada lima kali peristiwa glasiasi. Di sudut peragaan kala plistosen, dipamerkan mamalia dan vertebrata lainnya yang pernah hidup di Indonesia pada kala ini, termasuk fosil manusia purba dari Indonesia dan seluruh dunia.
KALA HOLOSEN : 10.000 – tahun lalu.
Pada kala ini jenis kehidupan berkembang pesat dan manusia meoden mulai muncul.

G.    VERTEBRATA INDONESIA
Sudut ini memperagakan berbagai koleksi fosil hewan bertulang belakang (Vertebrata) yang semuanya berasal dari Indonesia. Koleksi ini menjadi kebanggaan museum Geologi diantaranya adalah fosil gajah Steyodon Trigonocephalus, Sinomastodon bumiayuensis, Badak Rhicoceros sondaicus, kuda nil hippopotamus simplex, kerbau bubalus palaekerabau dan raksasa kura-kura gaochelone. Atlas sebagian besar di temukan di situ sekitar aliran sungai bengawan Solo – Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selain itu dipamerkan fosil-fosil dari luas jawa, seperti Babi rusa celebochoerus heekereni, komodo varanus komodoensis, gajah kerdil steyodon, sompoensis, stegodon sondaari dan elephas, celebensis.

H.    BANDUNG
Para ahli geologi meyakini bahwa Bandung dahulunya merupakan seuatu danau yang luas. Pendapat ini didasarkan atas bukti kenampakan mofrologinya yang berbentuk cekungan, terisi oleh batuan dengan ciri khas endapan danau dan ditemukannya fosil ikan air tawar.
Selain itu, keberadaan binatang diperkuat oleh adanya banyak temuan artefak peninggalan manusia purba yang diduga hidup di pinggiran danau Bandung.
Sejarah Danau Bandung ini dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, dimana aliran sungai citarum terbendung oleh batuan hasil letusan gunung Sunda sehingga meluap dan menggenangi daerah Bandung dan sekitarnya.
Indikasi lain dari keberadaan Danau Bandung yang menurut legenda, dinamakah Situ Hiang ini  adalah banyak penanaman daerah dengan menggunakan istilah yang mencirikan kondisi adanya banyak air, seperti naman daerah dengan awalan “Ci” yang artinya sungai, misalnya Cililin dan “Ranca” yang artinya rawa, misalnya Ranceekek. Sedangkan daerah yang sejak dulu merupakan daratan menggunakan nama “Ujung” misalnya ujung berung.
Di sudut ini juga dipamerkan fosil ular sanca phyton reticulates yang ditemukan di daerah Ciharum dan fosikl ikan cyprinis carpio dari Cililin. Selain itu gajah Elephas maximus di daerah Rancamalang, Cijerah, Bandung.

I.       MANUSIA PURBA
Sudut ini merupakan ruang khusus yang memberikan penjelasan tentang manusia purba, khususnya yang ditemukan di Indonesia.
Sebagian besar fosil manusia purba, manusia ini di temukan di pulau jawa, khususnya di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo yang mengalir dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Beberapa lokasi situs manusia purba yang sedang dikenal dunia dijelaskan di sini beserta koleksi temukanya, seperti daerah trinil, ngandong, Sangiran, sambung macan, dll.
Trinil yang terletak 11 km di barat kota Ngawi, Jawa timur, telah dikenal dunia sejak ditemukannya fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus yang disebut-sebut sebagai “The Missing Link” oleh penemuannya Tugene Dubois yang melakukan ekskavasi pada tahun 1891 – 1893. Sekarang fosil ini dinamakan Homo Erectus yang diberi kode Pithecanthropus I (P-I).
Ngandong yang terletak di Kabupaten Blora. Jawa Tengah, 10 km dari kota Ngawi, merupakan situs yang paling banyak ditemukan fosil manusia purba pada satu lokasi. II Tengkorak telah ditemukan dalam kegiatan ekskavasi pada tahun berikutnya dan diidentifikasi sebagai Homo (Javanthropus) soloensis, yang sekarang dikenal sebagai homo erectus soloensis.
Sangiran yang terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 120 KM di utara Kota Solo (Surakarta), merupakan situs terkaya akan temuan fosil vertebrata khususnya hominid (Manusia purba).
Temuan pertama fosil vertebrata, tepatnya di Kalioso, Sangiran, dilaporkan oleh Schemilling pada tahun 1864. Tahun 1937, Van Koeningswald melaporkan temuan fosil manusia purba yang kemudian diberi kode pithecanthropus II (P-II). Di daerah ini juga banyak ditemukan fosil manusia purba Pithecanthropus termasuk P-III atau disebut juga S-17 (Sangiran-17) yang merupakan tengkorak paling lengkap diantara temuan lainnya yang sampai sekarang fosil aslinya masih tersimpan di museum Geologi Bandung.
Di sudut ini dipaparkan sejarah evaluasi manusia purba dicetuskan oleh Charles Darwin, Ernst Haeckel dan Eugene pobois, Selain itu dua versi teori evolusi manusia purba yang dianut dunia, yaitu teori “Multi Regional” dan Teori “Out of Africa,” serta beberapa penjelasan lain seputar manusia purba.



BAB III

A.    ASAL MULA BUMI
Di sudut digambarkan sistem tata surya kita (keluarga matahari), yang terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang terbentuk tahun lalu. Menurut teori kabut pilin (Nebular Hypothesis). Tata surya kita berasal dari suatu gumpalan kabut/gas raksasa yang sangat pans pekat, panas dan berpilin (berputar) pada porosnya. Bagian intinya yang sangat panas dan pijar memadat menjadi matahari dan luarnya yang terpisah, menggumpal akibat penurunan temperature, membentuk planet-planet : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Planet tersebut saat ini masih terus berputar pada porosnya (berotasi), dan berjalan mengelilingi matahari pada orbitnya (Berevolusi).
Diantaranya planet mars dan jupiter terdapat gugusan batuan disebut “Asteroid” yang juga bergerak mengelilingi matahari. Apabila asteroid ini terpental dari orbitnya dan tertarik oleh gravitasi bumi, akan terjadi gesekan saat memasuki atmosfir oleh gravitasi bumi, akan terjadi gesekan sisanya akan jatuh ke bumi sebagai “teteorit”. Tabrakan-tabrakan hebat meteorit dengan kulit bumi akan menimbulkan percikan yang membeku sebagai “tektite”.
Meteorit berkomposisi batuan/logam, sehingga dikelompokkan menjadi metoerit batuan, meteorit logam, dan meteorit campuran, sedangkan tektite materialnya gelas (kaca).
Akibat dari penurunan temperature yang terus menerus di awal pembentukannya, bagian permukaan bumi membeku dan membentuk kulit bumi yang sangat tipis bila dibandingkan dengan jari-jari-jari bumi. Kulit bumi memberikan gambaran tentang proses/peristiwa pembentukan bumi dan produknya yang dapat dipelajari melalui disiplin ilmu geologi.

B.     TEKTONIK INDONESIA
Penurunan temperatur pada massa cair di dalam bumi berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi perbedaan kekentalan. Masa kental (lebih padat) mempunyai berat jenis lebih besar akan tertarik oleh gravitasi bumi sehingga tenggelam ke perut bumi. Ruang yang tertinggal oleh masa yang tenggelam tersebut akan diisi oleh massa yang masih cair dari daerah sekitarnya. Pergerakan masa ini menimbulkan arus yang dikenal sebagai arus konveksi yang berpengaruh terhadap kulit bumi untuk turut bergerak. Oleh karena itu istilah lempeng sering disebut sebagai “Teori apa naungan benua”.
Arus konveksi bergantung pada posisi ruang yang ditinggalkan oleh masa yang tenggelam ke dalam perut bumi dengan massa yang lebih cair, sehingga arah arus konveksi menjadi beda. Beberapa lempeng besar yang bertentuk meliputi : lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, Lempeng Mazca, Lempeng Amerika Selatan, lempeng Afrika, lempeng pasifik, dan lempeng Antartika. Lempeng-lempeng tersebut bergerak secara berlahan dan antar lempeng yang berdekatan akan terjadi salin menjauh, akan saling bergesekan, saling bertumbukan, saling menyusup atau menunjam.

C.    SUMATRA
Sudut peragaan ini memperagakan kondisi geologi pulau ketiga terbesar di Indonesia. Geologi yang menonjol di pulau sumatara ini adalah adanya patahan (sesar) aktif yang di kenal sebagai sesar besar Sumatra (dulu sesar semangko) yang membentang dari ujung utara sampai ujung selatan. Aktifitas tektoniknya juga dicerminkan oleh terjadinya intensitas gempa bumi sepanjang sesar, terbentuk danau di atas dan di bawah, terbentuknya ngarai Sianok dan lembah harau. Pulau Sumatra juga banyak gunung api aktif. Danau Toba merupakan kaledra terbesar di dunia. Juga berbagai contoh batuan dan mineral serta fenomena geologi lainnya.

D.    KALIMANTAN
Pulau kedua terbesar di Indonesia setelah pulau Irian adalah Pulau Kalimantan yang relatif stabil dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya, karena relatif jauh dari sumber tumbukan antar lempeng, sehingga pulau Kalimantan tidak memiliki gunung api aktif. Salah satu fenomena geologi yang sangat menarik di pulau ini adalah terdapatnya Delta Mahakam yang sangat luas. Berada di sungai Mahakam, Kalimantan Timur, fenomena geologi lainnya, termasuk proses pembentukan batubara dan keterdapatan intan.

E.     PULAU JAWA DAN NUSA TENGGARA
Kondisi geologi pulau jawa sangat mirip dengan geologi pulau Sumatra, tetapi keunikan pulau ini adalah padat penduduknya dan banyak gunung api aktif yang menghasilkan berbagai potensi kebencanannya. Diperagakan berbagai potensi geologi pulau Jawa, termasuk di dalamnya potensi sumber daya alam, mineral, energi panas bumi, dan morfologi kars sebagai atraksi geowisata.



F.     SULAWESI
Pulau Sulawesi yang mirip dengan huruf “K” ini proses pembentukannya dipengaruhi adanya pergerakan (3) lempeng yakni : lempeng pasifik, lempeng Eurasia, dan lempeng Indo-Australia. Ahli geologi berpendapat bahwa pulau Sulawesi bagian dari pulau Kalimantan yang dipisahkan oleh pergerakan lempeng sekitar 50-2 juta tahun lalu. Disusul bagian timur kurang lebih 10 juta hutan lalu oleh pergerakan lempeng ke arah barat dan membentur bagian selatan dan utara pulau Sulawesi membentuk lengan utara (Sulawesi utara) dan lengan tenggara (Sulawesi Tenggara).

G.    MALUKU
Kepulauan Maluku berada di kawasan laut banda yang dipengaruhi oleh pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Pada sudut peragaan ini disajikan berbagai fenomena geologi yang berpengaruh terhadap keberadaan potensi sumber daya geologi (terumbu karang “Atol” dan potensi geologi lainnya) serta potensi gempa bumi tektonik dan tsunami.

H.    PAPUA
Irian jaya yang saat ini disebut sebagai Papua merupakan pulau terbesar, berada di ujung timur Indonesia, keunikan pulau ini adalah adanya “salju” pada puncak pengunungan Jayawijaya. Ketinggian puncak ini dibentuk adanya tabrakan antara lempeng pasifik dan lempeng Indo-Australia. Kedua lempeng itu bertabrakan sejak 57 juta tahun yang lalu, membentuk pegunungan jaya Wijaya dengan ketinggian puncak + 5.039 meter dari permukaan laut. Pembentukan pegunungan ini juga membentuk jalur lintasan pada batuan sedimen setebal 10.000 meter serta lembah yang memiliki beragam jenis batuan yaitu “Lembar Baliem.


BAB IV
DUNIA BATUAN DAN MINERAL

Mineral merupakan metarial pembentuk batuan yang didefinisikan sebagai benda padat berbentuk kristal, hasil bentukan kristal di alam mempunyai komposisi kimia dan struktur ion tertentu. Mineral yang mempunyai komposisi kimia sama tetapi struktur ionya berada diberi nama yang berbeda pula. Misalnya grafit dan intan yang keduanya disusun oleh karbon (C). klasfisikasi mineral didasarkan pada komposisi kimianya. Pertumbuhan dan pengkristalan mineral dijasikan oleh bowen. (Bowen Series).

A.    Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang merupakan hasil pembekuan magma dimana mineral penyusunnya terdiri dari kristal. Apabila proses pembekuannya berjalan secara perlahan maka kristal berukuran besar, sebaliknya apabila secara cemat, maka prosesnya tidak terbentuk kristal, melainkan gelas (kaca). Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan ukuran kristalnya meliputi, batuan beku asma, peralihan, basa.

B.     Batuan Endapan
Batuan sedimen klasik : merupakan hasil tambakan batuan yang telah ada sebelumnya dimana mineral rombakan itu tertransport dan kemudian diendapkan pada satu cekungan menjadi batuan sedimen. Contoh batuan endapan klasik adalah batu lempung, lanau, batu pasir, breksi, dan konglomerat.
Batuan sedimen kimia : terjadi karena adanya proses kimia di suatu lingkungan yang akhirnya menghasilkan endapan batuan. Contoh : batuan sedimen kimia adalah gibsum.
Batuan sedimen organic. Karena adanya organisme berkumpul di lingkungan tertentu. Kumpulan jasad menjadi batuan endapan. Contoh : batuan sedimen organic adalah batu gamping (koral).

C.    Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malahan atau metamorf berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya yang kemudian terkena pengaruh tekanan dan temperature tinggi sehingga perubahan mineral. Contoh batuan malahan adalah marmer, kuarsit, batu anduk, dan batu sabak.

D.    SURVEI GEOLOGI
Untuk mengetahui keadaan geologi suatu daerah diperlukan penelitian (pengambilan data/ informasi) daerah yang bersangkutan. Adapun tahapan penelitian geologi tersebut meliputi :
Studi informasi awal
Penyusun rencana kegiatan survei, pengadaan peta topografi, foto udara, dan citra satelit, penafsiran foto udara dan citra satelit, kompulasi data sekunder dan pembuatan peta dasar untuk kegiatan survei.
Studi lapangan.
Pengenalan daerah telitian/selidikan, pengamatan singkapan pengukuran geofisika, geokimia, pemboran, pengambilan, contoh batuan, mineral, fosil, air tanah dan plotting hasil kegiatan survei.
Studi laboratorium
Analisis petrologi, analisis geokimia dan analisis paleontology.

Studio
Penggambaran peta dan penyusunan laporan.

E.     Gunung Api Indonesia
Gunung api adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarga magma dan atau gas ke permukaan bumi. Seluruh wilayah Indonesia terdapat 129 gunung api aktif (+13% gunung aktif dunia). Semua berada di pada jalur tektonik memanjang mulai dari Sumatra Utara ke arah selatan melalui Jawa, Nusa Tenggara, sampai laut banda (sesuai lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia).
Deretan ini dikenal dengan jalur mediteran. Kelompok gunung api lainnya terdapat di Sulawesi Utara. Maluku (Penyusupan lempeng pasifik ke bawah lempeng Eurasia). Deretan ini disebut jalur lingkar pasifik (Circum Pasific).
Penyusupan lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia menyebabkan bagian dari lempeng Indo-Australia itu melelh/terlarutkan oleh panas sangat tinggi di dalam perut bumi. Larutan dari pencarian lempeng Indo-Australia kemudian naik ke atas karena mempunyai berat jenis lebih kecil disebabkan oleh banyaknya unsur gas dan uap air (volatil). Sementara itu yang pada lempeng Eurasia, terjadi lakukan dan retakan yang mempermudah laluran terapung menerobos kulit bumi membentuk gunung api. Larutan yang terapung tadi disebut magma, yaitu cairan silikat pijar bersuhu antara 900oC – 1.405oC.
Magma muncul ke permukaan bumi melalui kawah (kepudan) gunung api, magma yang muncul kepermukaan bumi disebut lava. Karena itu lava yang baru keluar dari permukaan bumi. Biasanya berbentuk cairan pekat, pijar dan sangat panas.
Istilah lava seringkali disamarkan dengan lahar, lahar adalah campuran batuan dari berbagai ukuran yang asalnya terdapat di sekitar kawah (kepundan) gunung api dan bergerak ke arah lereng karena pengaruh gravitasi dan adanya hujan atau aktifitas gunung api. Oleh karena itu lahar biasanya terdiri dari butiran dan bongkahan yang bercampur dengan lumpur dan air, temperaturnya biasa panas atau dingin.
Kekentalan magma di pengaruhi oleh komposisi, magma asam kental dari pada magma biasanya. Letusan gunung api di pengaruhi oleh sifat magma, yang dipengaruhi oleh kekentalan, kandungan gas dan kedalaman. Magma yang kental disertai tekanan gas yang kuat akan menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Magma encer dan dangkal dengan kekuatan gas lemah akan menghasilkan leleran seperti yang terjadi di beberapa gunung api di Hawaii.


BAB V

A.    PERTAMBANGAN MINERAL DAN ENERGI
Peragaan geologi untuk kehidupan manusia dapat dijumpai di Lantai II Museum Geologi. Di ruang utama diperagakan berbagai miniatur (model) penambangan, baik penambangan mineral maupun penambangan energi minyak dan gas bumi, serta berbagai contoh batuan yang mengandung mineral bijih dan batuan reservoir tempat terperangkapnya minyak bumi. Untuk penambangan mineral di peragaan model penambangan tembaga/emas di Grasberg, Irian jaya yang dikelola oleh PT. Freeport Indonesia. Untuk penambangan energi minyak dan gas bumi meliputi model pemboran migas “Peciko tahap I” di selat makasar yang dikelola total Indonesia alat transportasi/kapal tanker pengangkut gas alam cair (LNG).

B.     PEMANFAATAN BATUAN DAN MINERAL
Batuan dan mineral telah dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman purba hingga zaman modern sekarang ini. Sebagai contoh digambarkan dalam ilustrasi bahwa manusia purba telah menggunakan batuan untuk membuat api, dipakai sebagai alat, senjata untuk melumpuhkan hewan buron dan menggunakan mineral “oker” untuk melukis di dinding-dinding gua, pada zaman kerajaan di Indonesia banyak dibangun dan dibuat dari berbagai candi, stupa, dan patung dari emas dengan hiasan permata yang  berasal dari mineral.
Pemanfaatan batuan dari mineral terus meningkat hingga zaman modern sekarang ini seiring dengan kemajuan teknologi eksplorasi dan eksploitasi. Pemanfaatan di bagi kehidupan manusia meliputi aspek, mulai dari industri peralatan rumah tangga, perhiasan, pemukiman, infrastruktur, telekomunikasi, komputer, kedoketeran, sains dan teknologi, pesawat terbang hingga satelit.
Batu giling (grinding stone) adalah alat yuang pernah digunakan pada abad ke VII, zaman kerajaan sriwijaya di daerah Palembang.
Alat tersebut digunakan untuk menghancurkan batuan yang mengandung bijih emas, agar emas dapat dipisahkan dari batuan.

C.    EKSPLORASI DAN EKSPLIOTASI
Eksploitasi adalah kegiatan penyelidikan lapanganuntuk mengumpulkan data informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam non hayati di suatu tempat. Tahap awal dilakukan dengan penyelidikan geologi yang didukung metode geofisika dan geokimia. Pemboran sering kali dilakukan hanya untuk memastikan endapan mineral atau minyak dan gas bumi bernilai ekonomis.
Eksploitas adalah kegiatan penambangan/pengusahaan sumber daya alam yang telah dinyatakan prospek berdasarkan analisis kandungan mineral, minyak dan gas bumi, analisis kandungan dan besarnya cadangan, analisis ekonomi, serta analisis mengenai dampak lingkungannya (AMDAL).
Metode ini diterapkan tergantung pada sifat cadangan yang ditambang dan keterdapatannya. Apabila bersifat cair atau gas biasanya dilakukan dengan cara pemboran. Apabila penambangan bawah tanah. Apabila padat dan terdapat dipermukaan cukup dilakukan dengan penambangan terbuka.

D.    MINERAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan sehari-hari, baik tradisional maupun tradisional dan modern, manusia sangat tergantung pada batuan dan mineral. Pada peragaan terlihat bahwa dalam kehidupan tradisional manusia telah menggunakan batuan untuk menumbuk dan menghaluskan bahan makanan. Sabit untuk bercocok tanam, kapak memotong kayu, setrika untuk merapikan baju, dan manik-manik untuk perhiasan. Sanit, kapak maupun setrika bahan dasarnya berasal dari mineral “besi” sedangkan manik-manik berasal dari “batu mutiara”.
Dalam kehidupan modern, berbagai komponen peralatan bahan dasarnya sebagian besar juga berasal dari batuan/mineral seperti : Komponen pesawat terbang, mobil, komputer/laptop, telepon genggam, kamera, perhiasan dan lain-lain. Sebagai contoh : badan pesawat terbang terbuat dari aluminium yang berasal dari mineral bauksit, lensa kamera berasal dari mineral kuarsa : dan lain sebagainya.

E.     BAHAN GALIAN KOMODITAS NASIONAL
Dari berbagai contoh, dikemukakan jelas sekali bahwa manusia menjalani kehidupannya sangat mengalami perubahan dan batuan dan mineral sangat di perlukan. Dalam ilmu geologi memegang peranan yang sangat penting. Untuk mengolah suatu mineral menjadi logam murni diperlukan tanaga ahli dari ilmu yang lain seperti ahli teknik sipil, arsitek, teknik industri, ekonomi, dan lingkungan. Pada ruang 4 gambarkan beberapa contoh batuan yang mengandung mineral bijih seperti emas, nikel dan tembaga yang diolah menjadi logam murni kemudian diolah menjadi barang siap pakai (barang jadi) seperti emas untuk perhiasan : nikel untuk sendok dan garpu, tembaga untuk kabel listrik, timah untuk solder dan lain sebagainya.
Contoh hasil proses destilasi (penyulingan) tersebut seperti bensin, minyak pelumas, minyak tanah paraffin, lilin putih dan lain sebagainya diperagakan di dalam lemari peragaan, berikut peta cekungan yang memungkinkan terjadinya mendapatkan minyak dan gas bumi di Indonesia, berbagai jenis batubara yang juga merupakan komoditif energi alternatif di peragakan berikut proses pengolahan dan keterdapatannya di Indonesia.

F.     GAMPA BUMI DAN GERAKAN TANAH
Proses geologi selain dapat menghasilkan berbagai bahan mineral dan energi, juga dapat menimbulkan bencana alam seperti gempa bumi tanah longsor, dan letusan gunung api.
Gempa bumi adalah guncangan secara tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman tertentu. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi. Berbagai potret akibat gempa bumi dan peta wilayah rawan gempa bumi diperagakan di ruang peragaan ini CS. Sampai saat ini manusia belum mampu untuk mencegah terjadinya gampa bumi. Untuk mencegah agar kita selamat hendaklah berlindung di lapangan, keluar rumah, sehingga tidak tertimpa jatuhnya bangunan rumah. Apabila tidak sempat lari keluar, sebaiknya berlindung di bawah meja kayu.
Gerakan tanah ialah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah, bahan timbunan atau material campuran yang bergerak ke arah bawah dan keluar lereng. Pada ruang peragaan ini digambarkan peta rawan gerakan tanah di Indonesia, proses terjadinya dan pencegahannya.

G.    BAHAYA DAN MANFAAT GUNUNG API
Indonesia memiliki 129 gunung api aktif yang tersebar mulai dari Sumatra Selatan melalui Jawa, Nusa Tenggara sampai ke laut Banda. Jalur ini disebut jalur mediterania.
Jalur gunung api adalah jalur sirkum pasifik, yaitu jalur gunung api yang masuk ke wilayah Indonesia dari Filipina ke daerah Sulawesi Utara dan Halmahera. Gunung api ini dapat membayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena letusannya yang dapat memuntahkan batuan dan terjadinya aliran lahar dan lava dari dalam perut bumi.
Letusan gunung api sering kali meninggalkan lubang yang sangat lebar, disebut “Kaldera” batuan yang dimuntahkan karena letusan menjadi hancur berbentuk bongkahan besar sampai ukuran pasir bahkan berupa debu. Batuan yang terankumulasi di puncak gunung api dapat secara tiba-tiba meluncur ke daerah lereng karena pengaruh hujan dan gravitasi menjadi lahar.
Pada peragaan dapat dilihat berbagai material seperti jerigen plastik yang meleleh terkena awan panas, kamera yang hancur terkena lontaran batuan yang masih sangat panas serta pijar dan lain-lainnya.
Selain dapat menimbulkan malapetaka, gunung api juga dapat menjadi sumber kehidupan bagai umat manusia, dimana hasil pelapukan batuan gunung api menjadi tanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan. Hutan lindung. Panas bumi di daerah gunung api dapat dijadikan sumber daya energi yang sangat bermanfaat untuk tenaga listrik.

H.    AIR DAN LINGKUNGAN.
Pada ruang terakhir diperagakan tentang sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Yang meliputi daun hidrologi, pemanfaatan air tanah untuk air minum, rumah tangga, industri, pertanian dan lain sebagainya, selain pemanfaatannya diperagakan pula cara ekploitasi air tanah dengan cara pemboran serta dampak yang dapat ditimbulkan apabila air tanah itu deksploitasi secara berlebihan, yaitu adanya perubahan struktur bawah permukaan dan amblesan.




A.    Kesimpulan
Dari beberapa yang telah tertulis maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Museum Geologi adalah wahana yang mempelajari tentang sejarah kehidupan dengan tertemukan fosil-fosil purba dan sampai geografi Indonesia tentang terbentuknya Negara Indonesia dari deretan lempang.
2.      Pengembangan dengan adanya zaman ke zaman biasa diteliti bahwa banyak yang kita pelajari tentang zaman lampau
3.      Pengemlompokkan ruang di maksud agar pembaca bisa tahu kapan, dimana, dan penemu dapat diketahui di “Museum Geologi”.

B.     Saran
Dalam penyusunan karya tulis ini semoga dapat bermanfaat maka dariitu penyusun menyarankan :
1.      Menarik minat kepada pembaca agar mengetahui tentang fosil-fosil purba bersejarah.
2.      Karya tulis ini disusun dengan tujuan supaya teman-teman mengetahui dan mempelajari tentang museum geologi.
3.      Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan adik-adik dimasa yang akan datang.


PENUTUP

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rohmat-Nya kepada penyusun maka selesailah karya tulis ini dan penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dan Ibu guru Pembimbing yang telah berusaha sehingga dengan susah payah memberi petunjuk-petunjuk kepada penyusun sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Penyusun juga menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan serta kekeliruan dalam penyusunan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.
Penyusun sangat mengharapkan agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian dan akhirnya semua baik Bapak dan Ibu Guru yang diberikan kepada penyusun mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Ali Sastrohoetomo. 1975. Karangan Ilmiah. Jakarta : Pradnya Paramita
2.      Brotowidjooj.M.D. 1985. Penulisan kurangan Ilmiah. Jakarta Akademika Pressindo.
3.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka.
4.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. Tentang Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka
5.      Keraf, Gorys, 1994. Komposisi. Ende :Nusa Indah
6.      Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta : Balai Pustaka
7.      Sutrisno Hadi, Prof. Drs. M.A 1980. Metodologi, Research, Yogyakarta : Fakultas Psikologis UGM
8.      Suipardono, Susilo, 2004. Teknik Penulisan Karya Ilmiah sebuah Makalah. Cilacap : Dinas P dan K.
9.      Trigan, Henry Guntur, 1973. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung : Angkasa
10.  T. Pudjiono, Ph. 1982. Petunjuk Penyusunan Karya Tulis. Purworejo : SMU II
11.  Buku Panduan Karya Tulis tentang Museum Geologi.